Prinsip 5. Gotong Royong pada Kurikulum Merdeka

Prinsip Gotong Royong pada Rancangan Kurikulum Merdeka Belajar

Madrasahdigital.net. Pada Kajian Akademik Kurikulum Merdeka, Prinsip Perancangan Kurikulum Merdeka yang kelima adalah Prinsip Gotong Royong.


Prinsip Gotong Royong dalam Perancangan Kurikulum Merdeka

Prinsip bergotong royong ini terutama terkait dengan proses perancangan dan pengembangan kurikulum. Perancangan kurikulum adalah proses yang kompleks, bukan semata-mata proses ilmiah melainkan juga politik (Ornstein dan Hunkins, 2018).

Oleh karena itu, perancangan kurikulum tidak saja berbasis pada data ilmiah tetapi juga perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk guru dan peserta didik. Hal ini penting dilakukan untuk mendapatkan persetujuan dan dukungan dari berbagai pihak (OECD, 2020a).

Perancangan Kurikulum Merdeka beserta perangkat ajarnya dilakukan dengan melibatkan puluhan institusi termasuk Kementerian Agama, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.

Prinsip Gotong Royong dalam Perancangan Kurikulum Merdeka bisa diartikan sebagai strategi pelibatan berbagai pihak dalam menyepakati sebuah rancangan kurikulum baru.

Sejak awal perancangan kurikulum dilakukan di akhir tahun 2019, beberapa akademisi LPTK dan universitas dilibatkan  untuk:

  • melakukan refleksi terhadap Kurikulum 2013 dan
  • merumuskan ide-ide perubahan kurikulum agar dapat lebih fleksibel,
  • fokus pada kompetensi dan karakter, serta
  • sejalan dengan perubahan dunia yang begitu dinamis.

Selanjutnya, dalam proses perancangan kurikulum mulai dari kerangka dasar dan struktur kurikulum, Capaian Pembelajaran, sampai dengan pengembangan berbagai perangkat ajar, berbagai pihak dilibatkan. Pakar yang dilibatkan dalam perancangan kurikulum ini adalah kombinasi dari akademisi dan praktisi termasuk guru.

FGD dalam Perancangan Kurikulum Merdeka

Sepanjang proses perancangan kurikulum yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun, rangkaian diskusi kelompok terpumpun (DKT atau focused group discussion atau FGD) dilakukan beberapa kali dengan pemangku kepentingan yang berbeda-beda.

Tujuan dari serial DKT ini adalah untuk mendapatkan umpan balik dan ide-ide baru untuk meningkatkan kualitas rancangan dan implementasi kurikulum. Tidak hanya di tingkat pusat, pengembangan kurikulum operasional di tingkat satuan pendidikan juga dianjurkan untuk melibatkan orangtua, peserta didik, dan masyarakat.

Selain itu, pelibatan siswa dan masyarakat juga sangat dianjurkan dalam pembelajaran berbasis projek untuk menguatkan profil pelajar Pancasila yang menjadi bagian dari struktur kurikulum. (dijelaskan lebih terperinci pada bagian terpisah dalam bab ini).

Gotong Royong tidak hanya menjadi prinsip perancangan kurikulum merdeka, tapi menjadi profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan pendidikan nasional.


Sumber: Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran, 2022

Materi Rancangan Kurikulum Merdeka

Loading