2 Kegiatan utama dalam Pembagian Struktur Kurikulum Merdeka

Kegiatan Utama Kurikulum Merdeka pada Rancangan Struktur Kurikulum

Madrasahdigital.net. Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran menjelaskan tentang Pembagian Struktur Kurikulum menjadi 2 kegiatan utama di kurikulum Merdeka. Kedua kegiatan utama tersebut menjadi karakteristik kurikulum merdeka yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya.


2 Kegiatan Utama di Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur kurikulum dalam Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu:

  • (1) kegiatan pembelajaran intrakurikuler yang merupakan kegiatan rutin dan terjadwal berdasarkan muatan pelajaran yang terstruktur, dan
  • (2) kegiatan pembelajaran melalui projek untuk penguatan profil pelajar Pancasila.

Kebaruan dalam pembagian dua kegiatan ini merujuk pada prinsip fokus pada kompetensi dan karakter peserta didik melalui dua hal.

Pertama, untuk menguatkan pendidikan karakter, pembelajaran yang berorientasi penuh pada kompetensi fundamental dan karakter perlu menjadi bagian dari struktur kurikulum agar mendapatkan perhatian penuh baik dari pendidik maupun peserta didik (OECD, 2020a).

Kedua, projek penguatan profil pelajar Pancasila yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi isu-isu kontemporer seperti:

  • masalah lingkungan/pemanasan global dan gaya hidup berkelanjutan,
  • kebinekaan dan toleransi,
  • kesehatan fisik dan mental termasuk kesejahteraan diri (wellbeing),
  • dan sebagainya.

Namun demikian, isu-isu ini tidak diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dan menambah beban belajar, melainkan sebagai unit pembelajaran yang interdisipliner, tanpa terikat dengan Capaian Pembelajaran mata pelajaran ataupun materi yang sedang dipelajari dalam mata pelajaran.

Projek ini pun tidak menambah jam pelajaran. Total jam pelajaran yang ditempuh siswa sama dengan Kurikulum 2013. Bedanya, projek dalam Kurikulum Merdeka mengambil waktu sekitar 20 hingga 30% dari total jam pelajaran per tahun.

Dengan demikian, meskipun kompetensi dan karakter dikuatkan, muatan pelajaran atau konten tidak bertambah, sesuai dengan prinsip perancangan  kurikulum.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak menggantikan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang sudah diterapkan oleh sebagian guru. Projek-projek tersebut bisa jadi berbasis mata pelajaran atau sebagai unit pelajaran terintegrasi dari dua atau lebih mata pelajaran.

Guru tetap dapat meneruskan pembelajaran inkuiri yang mendukung penguatan dan pengembangan kompetensi tersebut.

a. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Projek  ini dirancang sebagai upaya untuk menguatkan pengembangan profil pelajar Pancasila dengan enam dimensinya:

  • beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
  • mandiri,
  • berkebhinekaan global,
  • bergotong royong,
  • bernalar kritis, dan
  • kreatif.

Baca juga: Pengertian Profil Pelajar Pancasila

b. Keunggulan Menggunakan Pembelajaran Berbasis Projek

Khusus untuk pembelajaran yang ditujukan untuk penguatan profil pelajar Pancasila ini memang diarahkan untuk berbentuk projek, tidak kuliah/ ceramah satu arah, dan tidak terjadwal secara rutin dalam daftar mata pelajaran seperti halnya mata pelajaran (intrakurikuler).

Pembelajaran berbasis projek memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi suatu topik, isu, atau masalah tanpa ada sekat-sekat disiplin ilmu atau batasan antar mata pelajaran.

Hal ini dinilai sangat sesuai untuk pengembangan kompetensi Abad 21 serta nilai-nilai atau karakter (OECD, 2018) sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam profil pelajar Pancasila.

Ki Hadjar Dewantara (2013) juga menekankan bahwa mempelajari pengetahuan saja tidak cukup, peserta didik perlu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata, di mana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Pendekatan pembelajaran yang mendekatkan peserta didik dengan dunia nyata tidak hanya berguna untuk menerapkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menguatkan pemahaman peserta didik akan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya, membangun minat belajar yang lebih mendalam, serta kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.

Pencapaian profil pelajar Pancasila tidak cukup hanya mengandalkan proses belajar-mengajar dalam program intrakurikuler. (Program Intrakurikuler bukan satu-satunya kegiatan utama di struktur kurikulum merdeka)

Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara rutin memiliki keterbatasan untuk menerapkan pembelajaran yang sangat kontekstual, dan intrakurikuler juga memiliki Capaian Pembelajaran yang harus dicapai sehingga tidak dapat fokus sepenuhnya pada nilai-nilai dalam profil pelajar Pancasila.

Sementara itu, projek dilakukan di luar jadwal pelajaran rutin, lebih fleksibel dan tidak seformal kegiatan pembelajaran intrakurikuler, dan tidak harus berkaitan erat dengan Capaian Pembelajaran mata pelajaran apapun.

Target capaiannya adalah profil pelajar Pancasila sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Situasi belajar yang seperti ini dinilai efektif untuk mendorong pengembangan karakter dan kompetensi yang mendalam (Miller, 2018).

c. Tema Projek penguatan P3

Pemerintah menetapkan tujuh tema untuk projek dan satuan pendidikan dapat  memilih tema-tema tersebut yang jumlahnya disesuaikan dengan jenjang pendidikan.

Ketujuh tema tersebut berlaku untuk beberapa tahun ke depan dan dapat diganti oleh Pemerintah berdasarkan evaluasi dan relevansi tema dengan perkembangan zaman.

Tujuh tema yang dapat dipilih tersebut adalah tema-tema yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer, yaitu:

  • (1) gaya hidup berkelanjutan yang berkaitan dengan masalah lingkungan dan pemanasan global;
  • (2) bhineka tunggal ika yang berkaitan dengan spiritualitas, toleransi dan multikulturalisme masyarakat lokal, Indonesia, dan dunia;
  • (3) kearifan lokal yang berkaitan dengan budaya lokal dan perkembangannya;
  • (4) kewirausahaan yang berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving);
  • (5) bangunlah jiwa dan raganya berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental (kesejahteraan atau well being);
  • (6) berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI; dan
  • (7) suara demokrasi yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan menjadi warga negara dan dunia di alam demokrasi.

Lihat: 7 Tema Projek Penguatan Profil Dikdasmen pada Kurikulum Merdeka

d. Alokasi Waktu kegiatan Utama Projek di Struktur Kurikulum Merdeka

Pembelajaran berbasis projek biasanya berlangsung untuk rentang waktu yang bervariasi, bisa satu minggu namun bisa juga berlangsung sepanjang satu semester bergantung pada tujuan, ruang lingkup, dan kompleksitasnya.

Kegiatan ini biasanya meliputi proses menginvestigasi/Meneliti atau melakukan eksperimen untuk menjawab pertanyaan yang otentik, menarik, dan kompleks bagi peserta didik (Murdoch, 2020).

Oleh karena itu, alokasi waktu jam pelajaran untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila ditetapkan per tahun, agar satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu untuk menyelenggarakan dua projek (SD, SMP) atau tiga projek dalam setahun (SMA).

Penetapan Alokasi waktu pertahun di struktur kurikulum, Kedua kegiatan utama bisa dilaksanakan secara fleksibel dan sesuai kondisi

Projek penguatan profil pelajar Pancasila  adalah suatu kebaruan yang signifikan dalam Kurikulum Merdeka sebab sebelumnya pembelajaran berbasis projek tidak diatur oleh pemerintah tetapi mengandalkan inisiatif guru untuk menggunakan pendekatan tersebut.

e. Implementasi Projek Penguatan P3 di Sekolah Penggerak

Perancangan pembelajaran berbasis projek bukanlah hal yang sederhana dan mudah dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah perlu membantu satuan pendidikan melalui pelatihan, pendampingan, penyediaan panduan yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran ini, dan juga contoh-contoh konkrit bagaimana projek dirancang dan dinilai.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi uji coba kurikulum di Sekolah Penggerak, contoh- contoh projek ini memberikan inspirasi kepada guru untuk mengembangkan projek sesuai dengan konteks masing-masing.

Di salah satu SD di Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, kepala sekolah menyampaikan bahwa ia mengunduh contoh projek dengan tema kewirausahaan. Ia kemudian mengajak para guru dan sekelompok mahasiswa LPTK setempat untuk memodifikasi contoh tersebut agar lebih relevan dengan konteks dan sesuai dengan karakter peserta didik mereka dengan latar belakang keluarga petani dan peternak.

Hasilnya, siswa di sekolah tersebut mengeksplorasi produksi susu sapi sesuai dengan keunggulan daerahnya.

Di SMP di wilayah yang sama, tema yang sama yaitu kewirausahaan juga digunakan namun dengan pengembangan yang berbeda. Di SMP ini projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam pembelajaran intrakurikuler.

Sebagai contoh, kegiatan membuat teks prosedur (mata pelajaran Bahasa Indonesia) digabungkan dengan olahraga dan prakarya digabungkan, dibuat seolah-olah seperti acara TV Masterchef, sebuah kompetisi memasak.

Teks prosedur merupakan unsur mata pelajaran Bahasa Indonesia, memasak olahan merupakan unsur mata pelajaran Prakarya, untuk unsur mata pelajaran Olahraga dinilai dari gizinya pada masakannya, dan unsur mata pelajaran Matematika dinilai dari waktu yang digunakan dalam memasak.


Sumber: Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran, 2022

Materi Rancangan Kurikulum Merdeka

Loading