Kesimpulan Strategi Perancangan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)

Strategi Perancangan IKM Implementasi Kurikulum Merdeka

Madrasahdigital.net. Akhir bab Rancangan implementasi kurikulum merdeka ditutup dengan kesimpulan. Kesimpulan bagaimana strategi perancangan implementasi kurikulum merdeka (IKM) yang dikembangkan di Indonesia sesuai dengan kebijakan Merdeka Belajar.


Perancangan Desain dan Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)

Perancangan desain kurikulum (termasuk IKM) tidak dapat dipisahkan dari strategi implementasinya. Keduanya sama pentingnya, bahkan ringkasan kajian literatur yang dilakukan OECD (2019) menunjukkan bahwa dari masa ke masa perubahan desain kurikulum tidak terlalu signifikan meskipun banyak negara mengklaim bahwa mereka melakukan reformasi kurikulum untuk mengatasi krisis-krisis yang beragam.

Stephen Ball (2005), pakar kebijakan pendidikan menjelaskan bahwa perubahan kurikulum terus dilakukan sebenarnya bukan karena kurikulum sebelumnya tidak efektif, namun karena strategi implementasinya kurang dipersiapkan dengan hati-hati.

Pemerintah pusat, menurut Ball, seringkali cenderung memilih strategi yang mereka dapat kendalikan, sehingga terus menerus implementasi kebijakan pendidikan dilakukan secara top- down. Padahal, tanpa memperhitungkan kompleksitas di tingkat lokal yaitu di satuan pendidikan dan daerah, strategi implementasi (termasuk IKM) akan senantiasa menemui masalah, terlepas dari seberapa canggih desain isi kurikulumnya.

Oleh karena itu Bab ini menjelaskan kerangka berpikir (sebuah perancangan IKM) implementasi Kurikulum Penggerak dengan harapan seluruh pemangku kepentingan terkait dapat memahami landasan berpikir di balik keputusan dan strategi yang dilakukan, serta peran-peran yang dapat mereka mainkan untuk menguatkan implementasi Kurikulum Merdeka.

Menggunakan kerangka teori sistem ekologi yang dikembangkan Bronfenbrenner dan diadaptasi oleh OECD (2020), peran pemangku kepentingan dari level yang berbeda-beda menjadi lebih mudah untuk diidentifikasi.

IKM sebagai Proses Belajar

Meskipun implementasi kurikulum terjadi pada level mikrosistem (implementasi oleh pendidik di dalam kelas mereka) dan level mesosistem (implementasi di tingkat satuan pendidikan), namun masyarakat dan pemerintah pusat maupun daerah memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung proses implementasi kurikulum.

Implementasi kurikulum pada hakikatnya adalah proses belajar dimana pendidik dan pimpinan satuan pendidikan memaknai kebijakan baru ini, menginterpretasikannya,  serta  memutuskan bagaimana mereka akan benar-benar menggunakannya.

Proses ini tidak terjadi secara vakum dalam satuan pendidikan,  tetapi faktor-faktor yang ada di eksosistem (pemerintah, komunitas dan organisasi pendidikan) dan makrosistem (faktor budaya, publik atau masyarakat umum, media massa) juga mempengaruhi proses pemaknaan dan penerapan kurikulum.

Kenyataan ini tidak dapat dihindari, pertanyaannya adalah apakah pemerintah akan mengabaikan kompleksitas proses implementasi kurikulum ini atau menjadikannya sebagai landasan untuk merancang strategi implementasi?

Perancangan Implementasi Kurikulum Merdeka

Kemendikbudristek memilih yang kedua, yaitu mengembangkan strategi ( sebuah perancangan) implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dengan mempertimbangkan kompleksitas konteks yang sistemik.

Dengan menyadari kompleksitas tersebut, ditambah dengan situasi pandemi COVID-19 yang belum usai, serta berpegang pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum, ada tiga hal kunci yang melandasi strategi implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu:

Kurikulum merupakan aspek esensial dalam pembelajaran dan dapat dilihat sebagai poros bagi kebijakan- kebijakan pendidikan lainnya. Oleh karena itu dukungan yang perlu diberikan oleh pemerintah tidak cukup hanya sebatas dukungan teknis (misalnya pelatihan pendidik, sarana prasarana satuan pendidikan), tetapi juga penyesuaian kebijakan-kebijakan lainnya yang berkaitan dengan Kurikulum Merdeka.

Fungsi Monev Implementasi Kurikulum

Oleh karenanya monitoring dan evaluasi perlu dilaksanakan dengan menyeluruh untuk tujuan memperbaiki kualitas implementasi kebijakan pemulihan pembelajaran, sekaligus untuk menyiapkan satuan pendidikan untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ke tahapan selanjutnya.

Monev, dengan demikian, bukanlah alat akuntabilitas untuk menghakimi performa satuan pendidikan dan pendidik. Umpan balik dari pemangku kepentingan lainnya juga perlu diperhatikan namun esensi utama dari pemulihan pembelajaran perlu senantiasa dijadikan pijakan.

Jenis Kesiapan Yang dibutuhkan IKM

Penelitian-penelitian yang dirangkum dalam bab ini juga secara konsisten menunjukkan bahwa kesiapan adalah hal yang paling penting bagi satuan pendidikan untuk berinovasi dan melakukan perubahan, namun kesiapan utama dalam menerapkan suatu kebijakan baru bukanlah pada aspek sarana prasarana melainkan pada hal-hal lain yang jauh lebih murah, namun membutuhkan upaya dan waktu untuk menyiapkannya, yaitu:

  • kepemimpinan yang terbuka pada kebaruan,
  • budaya kerja yang saling percaya,
  • kolaboratif, serta
  • mendorong guru untuk terus belajar dan berani mengambil risiko, dan juga
  • hubungan yang kolaboratif antara pendidik dan orangtua/ keluarga peserta didik.

Sehingga pilihan untuk menggunakan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan bukanlah kebijakan yang memperbesar kesenjangan kualitas pendidikan.

Sebaliknya, strategi implementasi sesuai tahap kesiapan satuan pendidikan (implementation at the right level) adalah kebijakan yang memperhatikan situasi, kondisi, dan kebutuhan satuan pendidikan untuk memulihkan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan layanan pendidikan untuk peserta didik.


Sumber: Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran, 2022

Materi Rancangan Implementasi Kurikulum Merdeka

Loading