Pengantar Implementasi Kurikulum Merdeka Terbatas

Implementasi Kurikulum Merdeka Terbatas IKM

Madrasahdigital.net. Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran atau Naskah Akademik menjelaskan tentang Implementasi Kurikulum Merdeka Terbatas. Dimana kurikulum merdeka dilaksanakan di program sekolah penggerak (PSP) dan program SMK Program Keunggulan (SMK PK).


Data Peserta Implementasi Kurikulum Merdeka Terbatas

Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan secara terbatas pada 2.499 satuan pendidikan peserta Program Sekolah Penggerak dan 901 SMK dari Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), 75% diantaranya merupakan sekolah-sekolah negeri dan siswanya swasta. 

Implementasi  terbatas  ini  dilakukan menyebar  pada  kualitas  sekolah  yang beragam.  Dilihat  dari  kategori  sekolahnya, 6% sekolah merupakan tahap I (poor), 50,77% merupakan sekolah pada tahap II (fair), 25,1% merupakan  tahap  sedang  (good)  dan  sisanya 13,1% pada tahap IV atau (excellent)<Kategorisasi  berasal  dari  proxy  awal  satuan  pendidikan>.

Dari status  kewilayahannya,  kurikulum  Merdeka dilaksanakan di 111 kab/kota. Pada 111 kab/ kota  tersebut  tersebar  baik  dari  kawasan tertinggal,  non  tertinggal,  maupun  daerah khusus. (kabupaten  dengan  desa  tertinggal terbanyak menurut Permendes  PDTT No.  18 tahun 2019).

Dilihat dari sebarannya 96,1% merupakan  kawasan  non  tertinggal  dan  3,9% merupakan  kawasan  tertinggal. 

Sementara dilihat  dari  jenjangnya  dapat  dilihat  tabel  di bawah. Implementasi kurikulum secara terbatas ini akan diperluas secara bertahap dari tahun ke tahun.

Data Satuan pendidikan pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka
Gambar 4.14. Sebaran Satuan Pendidikan Pelaksana Program Sekolah Penggerak Berdasarkan Jenjang (n=2.499) Sumber: Direktorat Jenderal GTK, Kemendikbud Ristek

Tujuan IKM Terbatas

Penerapan Kurikulum Merdeka secara terbatas ditujukan untuk tiga hal.

Pertama, sebagai bagian dari proses penyempurnaan kurikulum sehingga memiliki dampak paling optimal dalam mengurangi risiko learning loss dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia di masa yang akan datang.

Kedua, untuk menghasilkan praktik-praktik baik bagi guru serta kepala sekolah yang berpengalaman dalam mengadopsi kurikulum yang kemudian dapat diimbaskan pada sekolah lainnya.

Ketiga, pendekatan adaptasi kurikulum secara terbatas dan bertahap juga ditujukan untuk memberikan ruang kepada daerah untuk mempersiapkan SDM selama fase adopsi untuk memberikan penguatan kurikulum yang akan digunakan di masa yang akan datang.

Metode Efektif dalam Peningkatan SDM

Dalam Program Sekolah Penggerak (PSP) dan SMK PK, penguatan SDM di satuan pendidikan. Sebagaimana pandangan Boundersa (2016) yang melihat pelatihan dan pendampingan dianggap metode paling efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru pada tingkat satuan pendidikan, maka kedua upaya tersebut juga dilakukan pada PSP dan SMK PK.

Pelatihan dan pendampingan dianggap metode paling efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru pada tingkat satuan pendidikan,

Boundersa (2016)

Pelatihan dan pendampingan dalam konteks PSP dan SMK PK ditujukan untuk memberikan gagasan tentang kurikulum alternatif serta melatih guru mengimplementasikan gagasan tersebut dalam bentuk latihan dan praktik dengan metode belajar secara kolaboratif.

3 Fokus Peningkatan SDM terkait kurikulum merdeka

Fokus penguatan kompetensi SDM dalam kurikulum ditekankan pada tiga hal yaitu:

  • a) Pelatihan dan pendampingan dalam pembelajaran yang berprinsip pada differentiated learning atau Teaching at The Right Level (TaRL);
  • b) Pelatihan dan pendampingan terkait pedagogik dan penilaian agar guru/pendidik PAUD mampu menerapkan pembelajaran dengan prinsip TaRL, dan
  • c) Pelatihan dan pendampingan dalam mengoptimalkan aplikasi digital untuk memudahkan SDM satuan pendidikan.

Saat ini, jumlah peserta yang telah dilatih Kurikulum Merdeka berjumlah 19.086 yang berasal dari kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah.

Pada SMK PK jumlah kepala sekolah, guru dan siswa yang sudah dilatih berasal dari perwakilan setiap satuan pendidikan yang terpilih untuk menjadi SMK PK.

Pada sekolah non PSP dan SMK PK, Kemendikbud juga telah menyiapkan penguatan Kapasitas SDM melalui Program Guru Penggerak.

Uraian ini akan mendeskripsikan implementasi kurikulum dalam empat aspek, yaitu:

  • a) rencana pembelajaran,
  • b) Proses belajar dan asesmen,
  • c) Persepsi, serta
  • d) hambatan dan dukungan.

Rencana pembelajaran adalah sebuah roadmap bagi guru tentang bagaimana proses belajar akan dilakukan secara efektif dan menyusun strategi bagaimana pembelajaran tersebut akan mendapatkan umpan balik terkait hasil belajar siswa.

Pemahaman ini dianggap penting agar pendidik mampu berefleksi terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka telah sesuai dengan karakteristik tingkat satuan pendidikan.

Deskripsi proses dan asesmen belajar akan melihat praktik yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah dalam menerapkan kurikulum Merdeka apakah sudah sesuai dengan harapan atau justru sebaliknya.

Deskripsi persepsi memberi perhatian pada pandangan kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Selanjutnya, uraian tentang hambatan dan dukungan akan mendeskripsikan tantangan yang dialami kepala sekolah dan guru, serta dukungan yang mereka butuhkan selama proses belajar.


Sumber: Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran, 2022

Materi Implementasi Kurikulum Merdeka Terbatas

Loading