Bagaimana Reformasi Asesmen Siswa di Amerika Serikat?

MadrasahDigital.Com. Buku Kajian Akademik dan Rekomendasi Reformasi Asesmen Nasional disusun oleh Balitbangbuk Kemendikbud. Pada Tema Reformasi Asesmen Siswa di Mancanegara, Pertama tetnang Reformasi Asesmen Siswa Amerika Serikat.

Tujuan Asesmen Nasional. Asesmen Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Reformasi Asesmen Siswa Amerika Serikat

Reformasi asesmen siswa di Amerika terkait erat dengan undang-undang No Child Left Behind (NCLB) yang disahkan pada 2002 (Hoffmann, 2003).

NCLB dilatarbelakangi oleh hasil kajian National Commission on Excellence in Education yang terbit sebagai laporan berjudul “A Nation at Risk” yang menyoroti

  • rendahnya mutu sekolah di Amerika dibanding negara-negara maju lainnya, serta
  • besarnya kesenjangan hasil belajar antarkelompok ras dan sosial-ekonomi.

Laporan tersebut menyebutkan, misalnya, bahwa 13% dari siswa berusia 17 tahun di Amerika dapat dikatakan buta huruf fungsional. Di kalangan siswa minoritas, angka buta huruf fungsional bahkan setinggi 40%, alias hampir 4 kali lipat dibanding rata-rata nasional (Hoffmann, 2003).

1. Tes Standar Matematika dan B. Inggris

Untuk meningkatkan mutu dan mengurangi kesenjangan, NCLB meminta tiap negara bagian untuk menerapkan tes terstandar matematika dan bahasa Inggris pada setiap siswa kelas 3 sampai 8 (serta satu kali di jenjang sekolah menengah atas).

Tes-tes tersebut diharuskan mengacu pada standar pencapaian yang dipandang cukup tinggi atau ambisius untuk mendorong peningkatan mutu.

Hasil tes harus dilaporkan untuk siswa secara keseluruhan di tiap sekolah, serta untuk siswa dari kelompok tertentu yang dianggap tertinggal, seperti minoritas ras/etnis, keluarga miskin, serta siswa berkebutuhan khusus.

Tiap negara bagian menetapkan target persentase siswa yang memenuhi standar minimum pencapaian matematika dan bahasa Inggris (yang disebut Adequate Yearly Progress) yang harus dipenuhi oleh sekolah.

Sekolah dipandang berhasil ketika ada peningkatan skor tes dari tahun ke tahun. Sekolah yang gagal meningkatkan skor tes siswa terancam mendapat berbagai sanksi, mulai dari pengurangan kewenangan pengelolaan dana bantuan sampai penutupan sekolah (Klein, 2015).

2. Dampak Tes Standar di Amerika

Uraian ini menunjukkan bahwa penggunaan tes terstandar secara high stakes menjadi elemen kunci dari strategi NCLB untuk meningkatkan mutu dan mengurangi kesenjangan. Seberapa berhasilkah kebijakan tersebut? Beberapa studi menunjukkan bahwa kebijakan

NCLB memiliki dampak positif namun kecil pada prestasi, terutama untuk matematika dan terutama di kelas-kelas awal sekolah dasar (Dee & Jacob, 2011; Hanushek & Raymond, 2005).

Meski demikian, NCLB tampaknya tidak berhasil mengurangi kesenjangan pendidikan antarkelompok etnis dan kelas sosial-ekonomi (Huntington-klein & Ackert, 2018).

Telaah ulang menggunakan data yang lebih komprehensif menunjukkan bahwa kalau pun NCLB membawa dampak positif, hal itu lebih karena sebagian distrik terdorong untuk menguatkan kapasitas guru dan sumber daya sekolah, bukan semata-mata akibat tekanan dari tes-tes terstandar (J. Lee & Reeves, 2012).

Di luar dampaknya pada prestasi siswa, NCLB juga memiliki beragam dampak lain yang tidak semua bersifat positif. Salah satunya, tes-tes terstandar memicu terjadinya penyempitan kurikulum, yakni berkurangnya kesempatan belajar di luar pelajaran matematika dan bahasa Inggris (Berliner, 2011).

Kesempatan pengembangan profesional bagi guru di luar pengajaran matematika dan bahasa juga menjadi lebih sempit (Smith & Kovacs, 2011).

Hal ini dapat dilihat sebagai respon yang rasional: dengan sumber daya yang terbatas, guru, sekolah, dan dinas pendidikan akan memilih menggunakan sumber daya tersebut pada hal-hal yang menjadi kriteria evaluasi dalam NCLB.

Bahkan untuk pelajaran matematika dan bahasa Inggris pun, NCLB mendorong guru untuk menekankan latihan soal dan persiapan tes tertulis (Erskine, 2014; Schoen & Fusarelli, 2008). Karena itu, dampak positif pada prestasi matematika dasar perlu dilihat dalam konteks berkurangnya kesempatan belajar di luar apa yang secara langsung diukur oleh tes-tes terstandar.


Loading