Mengenal Reformasi Asesmen Siswa di Australia

MadrasahDigital.Com. Buku Kajian Akademik dan Rekomendasi Reformasi Asesmen Nasional disusun oleh Balitbangbuk Kemendikbud. Pada Tema Reformasi Asesmen Siswa, Mengkaji tentang Reformasi Asesmen Siswa di Australia.

Asesmen Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Berikut pembahasan tentang reformasi asesmen siswa yang dilaksanakan di Australia. Kategorinys adalah penggunaan tes-tes terstandar

Reformasi Asesmen Siswa di Australia

Reformasi asesmen di Australia menjadi salah satu komponen utama paket kebijakan “revolusi pendidikan” yang digagas oleh pemerintah federal mulai 2007.

1. NAPLAN: Reformasi Asesmen Siswa di Australia

Pada 2008, pemerintah federal meluncurkan National Assessment Program – Literacy and Numeracy (NAPLAN) yang mengukur kecakapan literasi dan numerasi siswa kelas 3, 5, 7, dan 9 di semua sekolah di Australia.

NAPLAN dimaksudkan sebagai asesmen yang bersifat low-stakes bagi siswa. NAPLAN juga diharapkan menjadi sumber informasi untuk mengidentifikasi area kekuatan dan kelemahan di tiap sekolah, serta merefleksikan dan merencanakan aksi perbaikan (Gable & Lingard, 2013).

Mulai 2010, hasil NAPLAN ditampilkan secara terbuka melalui website MySchool. Website tersebut menampilkan rata-rata skor literasi dan numerasi, disertai dengan Indeks of Community Socio-Educational Advantage (ICSEA), setiap sekolah di Australia (yang berjumlah sekitar 9500). ICSEA dihitung berdasarkan status sosial-ekonomi siswa yang dilayani oleh masing-masing sekolah.

Informasi tersebut dimaksudkan untuk mendorong publik menakar kinerja sekolah secara lebih “adil” (dengan membandingkan antara sekolah dengan ICSEA yang setara).

Publikasi hasil ini menegaskan fungsi NAPLAN sebagai instrumen untuk menilai atau mengevaluasi kinerja sekolah secara publik (Gable & Lingard, 2013).

Dengan kata lain, fungsi NAPLAN bergeser atau bertambah: bukan hanya untuk diagnosis dan refleksi, namun juga akuntabilitas.

2. Dampak NAPLAN Terhadap Guru

Berbagai studi menunjukkan bahwa mesk yang dimaksudkan sebagai asesmen low stakes, NAPLAN memicu perubahan kebijakan akademik sekolah dan cara guru mengajar (Polesel, Rice, & Dulfer, 2013; Swain, Pendergast, & Cumming, 2018; Thompson, 2013).

Sebuah survei nasional pada hampir 8000 guru, misalnya, menunjukkan bahwa NAPLAN mendorong pengurangan waktu dan nilai penting pelajaran yang dianggap tidak diuji (Polesel et al., 2013).

Sebagian besar guru dalam survei tersebut juga merasakan tekanan untuk mengajar dengan cara latihan ujian (teaching to the test), serta mengurangi penerapan strategi pengajaran lain.

Guru-guru tersebut mempersepsi NAPLAN lebih sebagai instrumen pemeringkatan dan pengawasan sekolah ketimbang alat diagnosis yang membantu guru dalam mengajar (Polesel et al., 2013).

3. Dampak NAPLAN Terhadap Siswa

Siswa cenderung bingung dengan tujuan NAPLAN serta melihatnya sebagai tes yang menekan, terutama jika sekolahnya memberi perhatian ekstra pada persiapan tes (Howell, 2017; Swain et al., 2018).

Mereka cenderung tidak menyukai NAPLAN dan merasa bahwa asesmen kelas yang dikelola oleh guru lebih bermakna (Wyn, Turnbull, & Grimshaw, 2014).

Sebagian kecil siswa melaporkan gejala kecemasan yang lebih parah seperti insomnia, sakit perut, dan sakit kepala terkait persiapan NAPLAN (Wyn et al., 2014).

Dampak NAPLAN terhadap hasil belajar siswa Australia dapat ditakar dari tren hasil tes internasional seperti PISA, maupun NAPLAN sendiri.

Tren skor NAPLAN dalam periode 2010-2019 menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca dan numerasi siswa sekolah dasar dan menengah.

Di sisi lain, data NAPLAN juga menunjukkan bahwa kemampuan menulis menjadi stagnan atau justru menurun.

Melengkapi potret ini, data PISA menunjukkan bahwa literasi sains, matematika, maupun membaca siswa sekolah menengah di Australia merosot secara signifikan dalam periode 2000-2018 (Goss, 2019).


Loading