Konteks AKM Literasi Matematika-Numerasi

MadrasahDigital.Com. Buku Framework Asesmen Kompetensi Minimum merupakan kerangka konseptual dan indikator AKM dan Pengembangannya. Topik Konteks AKM Literasi Matematika-Numerasi dibahas di bagian Literasi Matematika atau Numerasi pada Asesmen Nasional atau Asesmen Nasional berbasis Komputer (ANBK)

Konteks AKM Literasi Matematika-Numerasi

Konteks yang luas sangat penting digunakan pada AKM literasi matematika numerasi sehingga peserta didik dapat mengenali berbagai peran matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan strategi dan penggunaan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menjelaskan kejadian, menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan seringkali bergantung pada konteks kejadian atau masalah yang memuat matematika.

Konteks dalam AKM literasi matematika numerasi mencakup konteks yang dekat dengan dunia peserta didik, sosial, budaya lingkungan, sains, maupun keilmuan matematika. Konteks-konteks   tersebut dikategorikan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

1. Personal

Konteks ini berfokus pada aktivitas seseorang, keluarganya, atau kelompoknya. Contoh konteks personal antara lain dapat meliputi hal-hal yang berkaitan dengan persiapan makanan, belanja, permainan, kesehatan pribadi, transportasi pribadi, olahraga, perjalanan, penjadwalan pribadi, dan keuangan pribadi (OECD, 2017).

Konteks personal juga bisa mencakup hobi, cita-cita, dan juga cara seseorang dalam melakukan pekerjaan seperti mengukur, menghitung biaya, memesan bahan untuk bangunan, penggajian, akuntansi, kontrol kualitas, penjadwalan, dan pengambilan keputusan terkait pekerjaan (OECD, 2017).

Penggunaan konteks personal ini diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengenali peran matematika dalam kehidupan pribadi mereka. Misalnya menghitung persentase pendapatan pribadi dalam setahun yang terbuang karena tidak menghabiskan makanan.

Contoh soal konteks personal:

Suatu restoran pizza menawarkan pizza dengan dua macam topping dasar, yaitu keju dan tomat. Pelanggan juga dapat memesan pizza dengan tambahan ekstra topping. Ada empat pilihan untuk ekstra topping, yaitu daging, jamur, salami, dan zaitun.
Dina ingin memesan pizza dengan dua macam topping berbeda.

Berapa banyak pilihan kombinasi topping yang bisa dipesan Dina?

Adaptasi dari OECD (2009)
EOCD, 2009, Take the test. Sample questions from EOCD’s PISA assessments. Paris: OECD

Penjelasan contoh soal:

Soal di atas menanyakan banyak pilihan kombinasi topping yang dapat Dina pesan. Di sini, peserta didik memposisikan diri sebagai Dina, seorang pribadi yang sedang menyelesaikan masalah pribadinya (dalam hal ini memesan makanan) dengan konsep matematika. Oleh karena itu, soal ini masuk dalam konteks personal.

2. Sosial Budaya

Contoh masalah yang diklasifikasikan dalam konteks sosial adalah masalah komunitas atau masyarakat (baik itu lokal/daerah, nasional, maupun global). Konteks ini antara lain dapat meliputi sistem pemungutan suara, transportasi publik, pemerintahan, kebijakan publik, demografi, periklanan, statistik, dan ekonomi nasional.

Meskipun individu tidak terlibat secara pribadi dalam hal-hal yang telah disebutkan, tetapi kategori konteks ini memfokuskan masalah pada perspektif/ pandangan masyarakat (OECD, 2017).

Konteks ini juga meliputi masalah sosial dan kebudayaan. Peserta didik diharapkan dapat mengenali peran matematika dalam hidup sebagai anggota komunitas yang konstruktif.

Misalnya menghitung persentase makanan yang terbuang (waste food) di seluruh dunia setiap harinya atau menghitung persentase penduduk yang mengalami kelaparan.

Contoh soal konteks sosial budaya:

Seorang reporter berita menunjuka grafik dan menyampaikan bahwa

“Grafik menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kriminalitas yang sangat pesat dari tahun 1998 ke 1999”

Grafik Konteks Sosial Budaya di Literasi Numerasi

Apakah penafsiran grafik oleh reporter tersebut tepat?
Berikan penjelasan!

Adaptasi dari OECD (2009)
EOCD, 2009, Take the test. Sample questions from EOCD’s PISA assessments. Paris: OECD

Penjelasan contoh soal:

Soal ini menanyakan pendapat peserta didik mengenai penafsiran grafik kriminalitas oleh seorang reporter. Dalam hal ini, peserta didik akan memposisikan diri sebagai anggota masyarakat yang akan memberikan respon/pendapat mengenai pernyataan reporter mengenai perilaku penyimpangan sosial yang terjadi (dalam hal ini kriminalitas) dengan menggunakan konsep membaca data. Oleh karena itu, soal ini masuk dalam konteks sosial budaya.

3. Saintifik

Masalah yang diklasifikasikan dalam konteks saintifik berkaitan dengan aplikasi matematika di alam semesta dan isu serta topik yang berkaitan dengan sains dan teknologi.

Konteks ini dapat meliputi antara lain cuaca atau iklim, ekologi, ilmu medis (obat-obatan), ilmu ruang angkasa, genetika, pengukuran, dan keilmuan matematika itu sendiri (OECD, 2017).

Konteks yang terkait dengan keilmuan matematika disebut konteks intra-matematika, sedangkan yang terkait dengan keilmuan lainnya disebut ekstra-matematika.

Misalnya menghitung luas suatu bangun datar ABCD termasuk intra-matematika, sedangkan menghitung waktu paruh zat radioaktif termasuk ekstra-matematika.

Berikut contoh-contoh soal dengan konteks intra-matematika.

Soal 1:

Suatu rumah memiliki atap berbentuk limas.
Gambar di bawah adalah model matematika dari atap rumah yang dibuat oleh siswa

Lantai loteng, yaitu peresegi ABCD pada gambar berupa persegi. Rangka atap adalah rusuk balok EFGH.KLMN. E adalah titik tengah AT, F adalah titik tengah BT, G. titik tengah CT, dan H titik tengah DT. Semua rusuk lmas memiliki panjang 12 m.

Pertanya 1:
Luas lantai Loteng ABCD= ….m2

Pertanyaan 2:
Panjang EF = …. m

Adaptasi dari OECD (2009)
EOCD, 2009, Take the test. Sample questions from EOCD’s PISA assessments. Paris: OECD

Penjelasan contoh soal:

Soal di atas memang diawali dengan konteks dunia nyata, yaitu atap rumah. Namun, konteks tersebut pada akhirnya diabaikan karena model matematika dari atap rumah sudah disediakan langsung di soal. Dalam hal ini, fokus peserta didik adalah bentuk formal matematika.

Soal 2:

Pilihlah gambar di bawah yang sesuai dengan deskripsi

Segitiga PQR adalah segitiga siku-siku di titik R. Ruas garis RQ lebih pendek dari ruas garis PR. M adalah titik tengah PQ, sedangkan N adalah titik tengah QR. S terletak di dalam segitiga. Ruas garis MN lebih panjang dari ruas garis MS.


(Sumber: OECD (2009)
EOCD, 2009, Take the test. Sample questions from EOCD’s PISA assessments. Paris: OECD

Penjelasan contoh soal:

Soal ini tidak menggunakan konteks dunia nyata. Namun demikian, penyelesaian soal ini tidak bersifat prosedural. Soal ini mengukur kompetensi peserta didik dalam geometri.

Contoh soal dengan konteks saintifik (ekstra-matematika):

Untuk diobati penyakitnya, seorang pasien di rumah sakit disuntik obat. TUbuh pasien secara bertahap mengolah obat tersebut sehingga setelah 1 jam hanya tersisa 60% obat yang masih aktif. Pola ini berlanjut terus, yaitu di akhir setiap satu jam hanya ada 60% obat dari periode satu jam sebelumnya yang masih aktif.
Pasien tersebut diberi dosis 300mg obat pada pukul 8 pagi.

Lengkapi tabel di bawah dengan menuliskan sisa obat yang asih aktif di akhir setiap periode satu jam

Jam09.0010.0011.0012.00
Penicillin (mg)300

(Sumber: OECD (2009)
EOCD, 2009, Take the test. Sample questions from EOCD’s PISA assessments. Paris: OECD

Penjelasan contoh soal:

Konteks saintifik pada contoh tersebut adalah mengenai tingkat konsentrasi obat. Pada soal di atas, peserta didik menerapkan ilmu matematika berupa pola bilangan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsentrasi obat. Konteks pada soal ini melekat dalam prosedur penyelesaian soal dari awal hingga akhir. Dalam hal ini, fokus peserta didik bukan hanya tentang pola bilangan, melainkan juga tentang jumlah obat yang masih tetap aktif di tubuh seorang pasien. Oleh karena itu, soal ini bisa dikategorikan sebagai soal dengan konteks ekstra-matematika.



Sumber: Framework Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), 2021

Loading