3 Konteks Asesmen Kompetensi Minimun (AKM)

MadrasahDigital.Com. Buku Framework Asesmen Kompetensi Minimum merupakan kerangka konseptual dan indikator AKM dan Pengembangannya. Topik 3 Konteks Asesmen Kompetensi Minimun (AKM) dibahas di bagian ketiga

3 Konteks Asesmen Kompetensi Minimun (AKM)

Konteks yang luas sangatlah berperan penting sehingga peserta didik dapat memahami, mengenali, dan menggunakan informasi untuk memperkaya pengetahuannya, baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat (sosial) yang selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Peserta didik diharapkan mampu merefleksi beragam informasi yang ada di kehidupannya. Dengan demikian, bacaan-bacaan yang digunakan dalam penyusunan soal AKM harus mampu mengembangkan potensi individual dan sosial peserta didik dan sekaligus bermanfaat dalam pemecahan permasalahan kehidupan dirinya, masyarakat, maupun global.

Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pemahaman informasi yang dekat dengan peserta didik terkait dengan segala aspek kehidupan baik mengenai kearifan lokal, nasional, budaya, sains, teknologi, dan global.

Oleh karena itu, wacana literasi AKM dapat mencakup tiga konteks, yaitu (1) konteks personal, (2) konteks sosial budaya, dan (3) konteks saintifik.

1. Konteks Personal

Bahan teks atau bacaan dengan konteks personal adalah teks atau bacaan fiksi atau informasi yang berisi peristiwa, latar, aksi, karakter, atmosfer/suasana, perasaan, ide maupun wawasan yang memenuhi minat dan ketertarikan individu.

Isi bacaan pada konteks personal dapat berupa hobi, cita-cita, peristiwa atau pengalaman pribadi seseorang, memilih/menentukan gaya hidup, pekerjaan/profesi, teks fiksi yang menghibur, dan lain-lain yang bersifat personal (individual).

Dengan konteks ini diharapkan peserta didik memiliki kemampuan literasi membaca dan mengembangkan karakternya dengan menggali kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Hal ini dicapai melalui teks bacaan tentang kehidupan pribadi atau hal-hal yang diminatinya.

Berikut ini contoh teks informasi dengan konteks personal.

Sumber: p2ptm.kemkes.go.id

Berikut ini contoh teks fiksi dengan konteks personal.

Si Kikir dan Emasnya
Cerita Rakyat oleh Aesop

Seorang yang kikir menjual seluruh hartanya dan membeli segumpal emas yang dikuburnya di dalam sebuah lubang di samping sebuah dinding tua. Dia kemudian mengunjungi simpanannya itu setiap hari. Salah seorang anak buahnya memperhatikan hal ini dan memutuskan untuk mengintai gerak gerik si kikir. Anak buahnya ini kemudian mengetahui rahasia harta yang tersembunyi tersebut, dan mulai menggali, dan menemukan segumpal emas, dan dicurinya. Si kikir, pada kunjungan berikutnya, menemukan lubang yang sudah kosong dan mulai menarik-narik rambutnya dan meraung-meraung sejadi-jadinya. Seorang tetangga yang melihat kejadian itu dan mengetahui apa penyebabnya, kemudian berkata, “Berdoalah dan jangan bersedih, ambillah segumpal batu, dan letakkan di dalam lubang itu, dan bayangkan seolah-olah emas itu masih berada di sana. Bagi kamu hal itu akan sama saja, karena sewaktu emas itu berada di sana, kamu tidak memilikinya, karena kamu sedikit pun tidak menggunakannya.”

2. Konteks Sosial-Budaya

Bahan teks atau bacaan dengan konteks sosial-budaya yaitu teks atau bacaan yang mencerminkan pandangan masyarakat terkait kondisi sosial-budaya. Contohnya, mengenai informasi kondisi kultural suatu masyarakat atau suatu bangsa.

Melalui teks atau bacaan yang memuat informasi dengan mencerminkan nilai-nilai sosial-budaya, individu diharapkan mampu mengenali dan memahami kondisi dan gejala sosial-budaya di dalam maupun di luar lingkungan masyarakatnya yang global. Isi
bacaan pada konteks sosial-budaya dapat berupa transportasi publik, permainan tradisional, perekonomian, kebijakan publik, makanan khas, tarian, ataupun kebiasaan masyarakat, dan lain-lain yang meliputi sosial maupun budaya.

Dengan konteks ini diharapkan peserta didik memiliki kemampuan literasi membaca untuk mengatasi berbagai persoalan sosial, budaya, dan akademik yang dihadapinya.

Berikut ini contoh teks informasi dengan konteks sosial-budaya

Sumber: Indonesiabaik.id

Berikut ini contoh teks fiksi dengan konteks sosial budaya

ASYIKNYA MOLO DI PAPUA

“Kasihan Enoumbi. Ia tak dapat merasakan segarnya air sungai seperti kita,” kata Okto. Perkataan Okto memberi ide pada Frans.
Hei. Bagaimana kalau kita sekalian molo saja? Nanti kita berikan hasil tangkapan kita kepada Enoumbi.”
Tentu saja Okto setuju. Enoumbi pasti akan senang.
“Kau ini selalu saja punya usul yang bagus-bagus, Frans. Kalau Enoumbi makan ikan hasil tangkapan kita, dia pasti cepat sembuh,” timpal Okto sambil tersenyum lebar.
Kedua anak itu segera bersiap-siap pergi ke Sungai Masin. Mereka tak lupa membawa kacamata renang dan Jubi untuk menombak ikan yang mereka lihat di dalam sungai.
Frans dan Okto berjalan sambil bersiul dan bernyanyi-nyanyi kecil. Kacamata renang mereka taruh di atas kepala.
Tangan mereka menggenggam erat sebatang kayu panjang yang dilengkapi tali karet dan besi tajam di bagian ujungnya.
Siap menuju Sungai Masin untuk molo.

3. Konteks Saintifik

Bahan teks atau bacaan dengan konteks saintifik yaitu teks atau bacaan yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memahami pengetahuan kecakapan ilmiah dengan mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, dan mengambil simpulan berdasar fakta.

Selain itu peserta didik diharapkan mampu memahami karakteristik sains, mengenali bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya. Melalui pemahaman ini, peserta didik memiliki kesadaran dan kapasitas untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016).

Isi bacaan pada konteks saintifik ini dapat berupa ilmu ruang angkasa, ilmu medis/obat-obatan, kandungan gizi, ilmu fisika, cuaca/iklim, gejala alam, ilmu biologi, dan lain-lain yang terkait dengan ilmiah dan teknologi.

AKM melatih peserta didik untuk meningkatkan kecakapan literasi membaca dalam memahami pengetahuan sains, kemudian menggunakan pemikiran sains dari beragam informasi penting yang diperolehnya tersebut untuk berpartisipasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berikut ini contoh teks informasi dengan konteks saintifik

Sumber: p2ptm.kemkes.go.id

Berikut ini contoh teks fiksi dengan konteks saintifik

Persahabatan & Penemuan-Penemuan di Dalamnya

Bayangkan bagaimana jadinya hidup tanpa listrik? Tidak ada lampu, televisi, atau telepon. Tidak ada pemutar musik bahkan film bioskop!

Pertama kali aku bertemu dengannya di tahun 1854. Tangannya memeluk sebuah kantung kertas.

“Hei,” ujarku ketika tanpa sengaja ia menabrak sisi tubuhku. “Apakah kamu mencurinya sehingga begitu terburu-buru?”

“Tentu saja tidak!” jawabnya sambil memeluk kantung itu seakan aku akan merebutnya. Aku berjinjit, berusaha membaca label pada botol-botol di dalamnya. Hidrogen peroksida. Kalium permanganat. Tak hanya itu, kulihat juga soda kue dan aneka pewarna makanan.

“Apa sih yang kau lakukan?” tanyaku penasaran.

“Tak ada waktu. Aku harus meneruskan percobaan ke-31.” Aku mengerutkan dahi tidak mengerti. Ia sungguh berbeda dengan sosok yang kukenal di sekolah. Biasanya ia lebih banyak diam dan terlihat ragu, tak pernah kulihat semangatnya meluap seperti ini. Apa katanya tadi? Percobaan? Percobaan apa? Bukankah para guru menyerah mengajarinya karena ia dinilai tidak mampu mengikuti pelajaran? Itu juga yang membuat ia dikeluarkan dari sekolah padahal kelas baru berjalan tiga bulan.

Aku pun memutuskan untuk mengikutinya. Sesampainya di rumah, ia membawaku ke ruang bawah tanah. Aku bersiul kagum memandang pipet, gelas ukur, labu takar, dan beberapa peralatan lain yang bahkan aku tak tahu namanya. Di atas meja, sebuah buku yang terbuka menampilkan Percobaan Balon Cuka. Buku itu tampak lusuh dan lecek. Tiba-tiba aku menyadari, tempat itu seperti laboratorium mini! …



Sumber: Framework Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), 2021

Loading