Meninjau Reformasi Asesmen Siswa di Hongkong.

MadrasahDigital.Com. Buku Kajian Akademik dan Rekomendasi Reformasi Asesmen Nasional disusun oleh Balitbangbuk Kemendikbud. Pada Tema reformasi Asesmen Siswa, Buku menjelaskan tentang meninjau reformasi asesmen siswa yang dilakukan di Hongkong.

Asesmen Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Ulasan reformasi asesmen siswa di Hongkong dapat dilihat di bahasan berikut:

Reformasi Asesmen Siswa di Hongkong.

Sebagaimana siswa Singapura, siswa Hong Kong juga merupakan jawara internasional dalam hasil belajar.

Sistem pendidikan Hong Kong juga menekankan penggunaan asesmen sebagai

  • penilaian sumatif untuk menyeleksi dan
  • menentukan karir akademik siswa (Biggs, 1996).

Dua gelombang reformasi pendidikan berupaya agar asesmen lebih banyak digunakan untuk mendukung proses belajar-mengajar (Berry, 2011).

1. TOC, Reformasi Asesmen Siswa

Gelombang reformasi yang pertama, yang kerap disebut sebagai inisiatif Target-Oriented Curriculum Reform (TOC), menekankan pentingnya asesmen untuk mengetahui level atau perkembangan siswa dalam perjalanannya mencapai standar kompetensi yang ditetapkan kurikulum (Morris, 2002).

Dalam inisiatif yang berlangsung pada tahun 1990-an ini, guru diminta mencatat hasil belajar siswa secara terperinci. Banyak guru yang merasa tuntutan tersebut terlalu sulit dan terlalu memakan waktu.

Karena luasnya resistensi guru, orang tua, dan sekolah (Carless & Carless, 2005), TOC dinilai sebagai inisiatif yang kurang berhasil mengubah praktik asesmen secara signifikan.

2. AFL: Reformasi Pendidikan di Hongkong

Gelombang reformasi pendidikan kedua, yang dimulai pada awal 2000-an, secara eksplisit memberi penekanan pada Assessment for Learning (AfL), alias penggunaan asesmen untuk mendukung proses belajar mengajar (Berry, 2011).

Dalam dokumen kurikulum, asesmen dinyatakan sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pengajaran, dengan penekanan pada pengumpulan informasi untuk memahami siswa dan memberi umpan balik pada siswa, guru, sekolah, dan orang tua (Curriculum Development Council (CDC), 2002).

Salah satu (dua) komponen utama inisiatif AfL ini yaitu

  • Basic Competency Assessment (BCA), seperangkat sumber daya daring (online) yang dirancang untuk membantu guru sekolah dasar dalam membuat tugas-tugas asesmen yang tepat untuk kelasnya (Berry, 2011).
  • School-Based Assessment (SBA), sekumpulan instrumen asesmen untuk digunakan oleh sekolah dan hasilnya bisa menjadi bagian dari penilaian akhir jenjang sekolah menengah atas (Berry, 2011).

Meski lebih komprehensif dan lebih banyak didukung oleh sekolah dibanding inisiatif TOC, inisiatif AfL juga dinilai kurang berhasil mengubah praktik asesmen di Hong Kong.

Banyak sekolah di Hong Kong yang masih menekankan penggunaan asesmen secara sumatif sebagai penilaian akhir bagi prestasi siswa (Berry, 2011).

Hambatan Reformasi Pendidikan

Salah satu faktor utama yang ditengarai menjadi penghambat reformasi asesmen di Hong Kong ialah masih dominannya peran ujian eksternal yang bersifat high stakes sebagai alat seleksi untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya (Kennedy, Chan, Fok, & Yu, 2008).


Loading