Memicu Praktik Curang dalam Pelaksanaan Ujian Nasional

MadrasahDigital.Com. Buku Kajian Akademik dan Rekomendasi Reformasi Asesmen Nasional disusun oleh Balitbangbuk Kemendikbud. Pada Tema kelima yaitu Dampak Tes-tes Terstandar pada Proses Belajar Mengajar. Adapun topik yang akan tentang dampak keempat yaitu Memicu Praktik Curang dalam Pelaksanaan Ujian Nasional.

Adapun 4 dampak negatif sebelumnya yaitu Penyempitan kurikulum, Distorsi metode mengajar, dan Memicu praktik curang.

Asesmen Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Memicu Praktik Curang dalam Pelaksanaan Ujian Nasional

Risiko gagal dalam ujian yang berisiko tinggi dapat mendorong praktik curang, terutama pada mereka yang memiliki motivasi belajar dan efikasi (keyakinan diri) rendah untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam ujian (Finn & Frone, 2004).

Kecurangan dalam ujian-ujian high stakes di Cina, seperti seleksi masuk perguruan tinggi dan ujian menjadi pegawai pemerintah, sudah sering dilaporkan (Kirkpatrick & Zang, 2011; Moore, 2013; Yu & Suen, 2005).

Di Amerika, tekanan tes-tes terstandar juga mendorong kecurangan secara sistematis oleh guru dan administrator sekolah. Kasus yang paling terkenal yaitu yang terjadi di distrik Atlanta yang terkuak pada 2008. Ketika itu, ratusan guru mengaku berkoordinasi untuk meningkatkan skor dengan cara-cara seperti mengkoreksi jawaban siswa. Kecurangan tersebut telah terjadi sejak bertahun-tahun sebelumnya (Osunsami & Forer, 2011).

Di Indonesia, kecurangan terkait UN juga terjadi dalam bentuk penyebaran paket-paket soal dan kunci jawabannya sebelum ujian dilangsungkan (Sujatmiko, 2014; Wurinanda, 2016).

Kemendikbud berupaya mengurangi kecurangan dengan cara menambah jumlah paket soal dan menerapkan ujian berbasis komputer (Akuntono, 2012; Batubara, 2016). Upaya-upaya tersebut tampaknya berhasil mengurangi, namun tidak sepenuhnya menghilangkan kecurangan (Abdi, 2019).


Loading