Distorsi Metode Mengajar, Fokus Penyelesaian soal-soal

MadrasahDigital.Com. Buku Kajian Akademik dan Rekomendasi Reformasi Asesmen Nasional disusun oleh Balitbangbuk Kemendikbud. Pada Tema Dampak Tes-tes Terstandar pada Proses Belajar Mengajar, dampak yang kedua adalah distorsi metode mengajar dan lebih fokus penyelasaian soal-soal.

Adapun dampak yang pertama yaitu Penyempitan kurikulum.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), distorsi adalah pemutarbalikan suatu fakta, aturan, dan sebagainya; penyimpangan. Distorsi metode mengajar dapat diartikan penyimpangan metode mengajar.

Untuk menghindari dampak distorsi metode, Pemerintah memperkenalkan Asesmen Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Distorsi Metode Mengajar dan Fokus Penyelesaian soal-soal

Asesmen nasional dapat mendorong penggunaan metode-metode mengajar yang berorientasi sempit pada pengerjaan soal tes (Towles-reeves, Garrett, & Burdette, 2006).

Contoh metode yang sempit yaitu pembahasan soal-soal tes tahun sebelumnya dan simulasi-simulasi ujian.

Dalam konteks Indonesia, siswa yang memiliki sumber daya finansial seringkali merasa perlu mengikuti pelajaran tambahan dari lembaga bimbingan belajar di luar sekolah (bimbel) yang menekankan pada latihan soal dan pencapaian dalam ujian tertulis (Subkhan, 2019).

Hal ini mempersempit ruang bagi penerapan metode pengajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan kreatif seperti pembelajaran berbasis problem atau project.

Fenomena inilah yang mendorong negara-negara Asia Timur dengan sistem pendidikan yang baik (seperti Hong Kong, Taiwan, Korea, dan Singapura) untuk mengurangi penggunaan tes terstandar dan mendorong guru untuk menerapkan asesmen yang lebih inovatif dan holistik (Zhao, 2015).


Loading