Penyempitan Kurikulum sebagai Dampak Tes Terstandar

MadrasahDigital.Com. Buku Kajian Akademik dan Rekomendasi Reformasi Asesmen Nasional disusun oleh Balitbangbuk Kemendikbud. Pada Tema Dampak tes-tes terstandar pada proses belajar mengajar, dampak yang pertama adalah penyempitan kurikulum.

Oleh karena itu perlu ada perubahan asesmen nasional. Adapun maksud dari Asesmen Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Penyempitan Kurikulum

Pelajaran yang diukur oleh asesmen yang diselenggarakan pemerintah rentan dipandang lebih penting dibandingkan pelajaran lain. Hal ini dapat menyebabkan penyempitan kurikulum.

Sebagai contoh, di Amerika tes bahasa dan matematika digunakan di level negara bagian untuk mengukur keberhasilan/kegagalan sekolah. Hal ini mendorong sekolah menambah antara 75 sampai 150 menit per minggu untuk pelajaran bahasa dan matematika, dengan mengurangi jatah waktu pelajaran ilmu sosial, sains, olahraga, seni, dan musik (Berliner, 2011).

Di Cina, siswa dan guru mengalokasikan lebih banyak waktu belajar-mengajar untuk pelajaran yang diujikan dalam seleksi perguruan tinggi nasional (Yu & Suen, 2005).

Untuk konteks Indonesia, bukti-bukti anekdotal menunjukkan bahwa sekolah menambah waktu instruksional bagi pelajaran yang diujikan secara nasional (KSD, 2016; Puslitbang Sindo, 2018).

Selain itu, penyempitan juga terjadi pada kesempatan belajar guru pelajaran non-UN. Riset menemukan bahwa UN menciptakan “kasta“ guru: mereka yang mengajar pelajaran UN dipandang lebih penting dan lebih sering diberi kesempatan mengikuti pelatihan dibanding guru lain (Ashadi & Rice, 2016).


Loading