Strategi Pengelompokkan dalam Pembelajaran Berdiferensiasi pada Kurikulum 2013

MadrasahDigital.Net. Pada Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013 menjelaskan cara melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 dengan pola paradigma baru. Ada 3 pembahasan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kedua yaitu Strategi Pengelompokkan dalam Pembelajaran Berdiferensiasi pada Kurikulum 2013.

Berdiferensiasi Bukan Kelompok Unggulan

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi menurut kesiapan peserta didik tersebut adalah bahwa pengelompokan peserta didik berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada terbentuknya persepsi tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak.

Terbentuknya kelompok “unggulan” hingga kelompok yang dinilai paling rendah kemampuannya dapat menyebabkan diskriminasi terhadap peserta didik.

Mereka yang ditempatkan pada kelompok yang paling marginal akan cenderung menilai diri mereka sebagai individu yang tidak memiliki kemampuan untuk belajar sebagaimana teman-temannya yang lain.

Demikian pula pendidik sering tanpa sadar memiliki harapan atau ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik yang sudah dianggap kurang berbakat atau kurang mampu secara akademik. Akibatnya, mereka akan terus terpinggirkan.

Strategi Pengelompokkan dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Untuk menghindari dampak negatif sebagaimana yang dijelaskan di atas, hal yang dapat dilakukan ketika pengelompokkan peserta didik untuk keperluan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Bentuk pengelompokkan dalam pembelajaran berdiferensiasi, antara lain sebagai berikut.

1. Kelompok Kecil

Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah metode yang biasa dilakukan peserta didik.

Ada kalanya pendidik membagi kelompok berdasarkan minat (misalnya, kesamaan minat permainan olahraga dalam mata pelajaran PJOK). Melakukan pengamatan atau eksperimen dalam mapel IPA secara berkelompok yang ditetapkan secara acak oleh pendidik, dan sebagainya. Sehingga pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik dalam suatu pertemuan adalah hal yang biasa.

2. Kelompok Dinamis

Pengelompokan berdasarkan kemampuan berubah sesuai dengan kompetensi yang menjadi kekuatan peserta didik, tidak permanen sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran.

Misalnya: pembelajaran di mata pelajaran Bahasa Indonesia peserta didik A tergabung dalam kelompok yang masih butuh bimbingan, tetapi di pelajaran IPA peserta didik A tergabung dalam kelompok yang sudah mahir.(Pembelajaran Berdiferensiasi)

3. Tantangan Beragam

Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang lebih beragam, menjadi tutor sebaya dapat menjadi salah satu opsi, tetapi perlu dipikirkan bahwa tanggung jawab memfasilitasi tetap sepenuhnya ada pada pendidik dan tidak semua peserta didik memiliki kompetensi mengajar.

4. Peran Beragam

Perlu ada peran-peran beragam yang dapat dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya  atau mendalami kompetensi yang dibangun.

Misal: di awal tahun ajaran pendidik mengajak peserta didik berdiskusi mengenai peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap peran dapat diambil oleh peserta didik secara bergantian

Proses Pembelajaran Berdiferensiasi

Dalam proses pembelajaran, salah satu diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik adalah diferensiasi berdasarkan

  • konten/ materi,
  • proses, dan/atau
  • produk yang dihasilkan peserta didik.

Sebagai contoh, ketika mengajarkan materi tertentu,

  • peserta didik yang perlu bimbingan dapat difokuskan hanya pada tiga poin penting saja;
  • sementara untuk peserta didik yang sudah cukup memahami materi dapat mempelajari seluruh topik; dan
  • peserta didik yang mahir dapat melakukan pendalaman materi di luar materi yang diajarkan.

Begitu juga dengan tagihan atau produk,

  • peserta didik yang perlu bimbingan dapat bekerja kelompok dengan mengumpulkan satu lembar hasil kerja;
  • sementara untuk peserta didik yang cukup mahir dapat mengumpulkan lima lembar hasil kerja mandiri; dan
  • peserta didik yang sudah mahir dapat mempresentasikan hasil kerja menggunakan aplikasi presentasi (seperti: Power Point, Canva, dll.) dengan dilengkapi gambar dan grafis.

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen K13, 2022

Loading