KurikulumMerdeka2024. Naskah Akademik Kurikulum Merdeka pada evaluasi implementasi kurikulum merdeka membahas tentang Respon Kepala Sekolah dan Guru Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka.
Hasil Evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka dan Respon Kepala Sekolah dan Guru
Respon Kepala Sekolah Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka
Secara umum kepala sekolah dan guru pada sekolah-sekolah pelaksana Kurikulum Merdeka memberikan persepsi yang positif terhadap kurikulum ini. Hasil survei yang dilakukan melalui Asesmen Nasional tahun 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 97,6% guru setuju dan sangat setuju bahwa Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada guru dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik dan satuan pendidikan.
Selain itu, sejumlah 98,6% guru setuju dan sangat setuju bahwa pembelajaran berbasis projek pada Kurikulum Merdeka mendorong pengembangan karakter peserta didik. Begitu pula dengan berbagai dukungan yang diberikan kepada guru, seperti buku teks Kurikulum Merdeka, modul-modul pelatihan di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan contoh- contoh perangkat ajar sangat membantu guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (lihat Gambar 5.2)
Studi Kualitatif Respon Kepala Sekolah
Temuan studi kualitatif yang dilakukan juga menunjukkan perubahan positif. Dalam waktu yang relatif singkat, implementasi Kurikulum Merdeka dipandang memberikan perubahan pada kualitas proses belajar yang lebih baik serta berkontribusi positif terhadap peningkatan growth mindset dan kolaborasi para pendidik di satuan pendidikan. Meskipun demikian, diakui juga bahwa dalam proses adaptasi terhadap Kurikulum Merdeka ini setiap satuan pendidikan menjumpai tantangan yang beragam. Ketika menceritakan awal adaptasi dengan Kurikulum Merdeka, seorang kepala sekolah pelaksana PSP di Kota Bandung mengatakan:
Ungkapan terkait tantangan di awal adaptasi Kurikulum Merdeka di atas mengisyaratkan dua hal.
a. Keterbatasan Akses Panduan Kurikulum Merdeka
Pertama, pada awal dikenalkan pada Sekolah Penggerak angkatan I, akses terhadap panduan implementasi kurikulum dan contoh perangkat pembelajaran masih sangat terbatas. Kondisi ini cukup menyulitkan bagi satuan pendidikan terutama yang belum memiliki pemahaman yang utuh terhadap kurikulum ini.
b. Perubahan Radikal
Kedua, Kurikulum Merdeka sendiri membawa perubahan yang cukup radikal terutama bagi guru karena memberikan ruang yang sangat luas bagi upaya inovasi pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pada saat yang sama, guru-guru terbiasa dengan “juknis” dan format-format administrasi pembelajaran yang terstandar sehingga beberapa guru mengalami kebingungan pada awal adaptasi dengan kurikulum ini.
Namun demikian, dalam waktu yang tidak terlalu lama, satuan pendidikan mulai beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka. Proses ini dimulai melalui tumbuhnya persepsi positif terhadap Kurikulum Merdeka baik oleh kepala sekolah maupun guru. Astuti, kepala sekolah salah satu pelaksana PSP angkatan I mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka mendorong guru aktif dalam berdiskusi dan menyatukan persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran. Diskusi-diskusi informal di antara para guru makin meningkat dalam proses perencanaan hingga refleksi pembelajaran.
Selain meningkatkan kolaborasi dengan sesama pendidik, kepala sekolah dan guru merasakan bahwa implementasi kurikulum ini juga meningkatkan kolaborasi antara sekolah dan orang tua. Partisipasi orang tua tidak lagi hanya terbatas pada memberikan sumbangan atau mengantarkan anak ke sekolah melainkan sampai mendukung pembelajaran. Pengamatan di lapangan menunjukkan terdapat praktik keterlibatan orang tua dalam pembelajaran, seperti menjadi narasumber kegiatan projek, guru tamu, mendekorasi kelas bersama siswa, dan lain-lain.
Pada sejumlah sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa perubahan yang dirasakan selama mengimplementasikan kurikulum ini, yaitu kepala sekolah dan guru merasa kualitas proses pembelajaran menjadi lebih baik.
Penyederhanaan kurikulum yang berfokus pada materi esensial dirasakan membuat guru lebih leluasa menyampaikan materi secara lebih mendalam. Kepala sekolah sebuah SD di Kabupaten Fak-fak mengatakan:
Respon Guru Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka
Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah di atas, guru-guru juga merasa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran. Bagi guru, hal ini tampak dari beberapa hal.
a. Variasi Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Pertama, pembelajaran makin bervariasi baik dalam hal metode pembelajaran maupun sumber bahan ajar yang digunakan. Seorang guru TK di Kab. Fak-fak menyampaikan bahwa salah satu hal positif yang ia peroleh ketika mengimplementasikan Kurikulum Merdeka adalah dirinya merasa lebih terpacu untuk berkreasi dalam metode pembelajaran.
Berbeda dengan implementasi kurikulum sebelumnya, di mana peserta didik hanya menjalankan aktivitas belajar yang ia desain, ketika mulai menerapkan Kurikulum Merdeka setiap akhir minggu ia bersama guru lainnya menyiapkan tiga alternatif aktivitas belajar yang akan dipilih siswa untuk pembelajaran minggu depan. Para guru juga menyampaikan bahwa pembelajaran tidak hanya mengandalkan buku teks pelajaran, melainkan juga aneka alat dan bahan ajar yang lain seperti video, website, hingga bahan-bahan alam yang tersedia di sekitar sekolah seperti: ranting, batu, kerang, biji-bijian, dan lain sebagainya.
b. Ruang Kebebasan dalam Memfasilitasi Pembelajaran
Kedua, guru merasa Kurikulum Merdeka memberi ruang kebebasan yang lebih luas dalam memfasilitasi pembelajaran. Misalnya dalam penyelenggaraan pendidikan, saat ini kepala satuan pendidikan pelaksana implementasi Kurikulum Merdeka memiliki beragam pendekatan dalam pengorganisasian pembelajaran.
Sebagian besar di antaranya baik pada program sekolah Penggerak maupun IKM secara mandiri memilih mata pelajaran sebagai strategi yang dianggap paling efektif dalam pengorganisasian pembelajaran, berikutnya diikuti dengan strategi integrasi, tematik dan pembelajaran sistem blok (lihat Gambar 5.3).
Dalam wawancara dan observasi yang telah dilakukan, pemilihan pengorganisasian pembelajaran memberikan dampak positif bagi guru karena satuan pendidikan dan guru dapat merasakan kebebasan dalam memfasilitasi pembelajaran untuk menyesuaikan dengan kondisi siswa serta kebebasan memilih metode pembelajaran yang lebih nyaman bagi guru salah satunya melalui pengorganisasian pembelajaran.
c. Persepsi Positif terhadap Kurikulum Merdeka
Ketiga, persepsi positif di kalangan guru terhadap kurikulum ini juga makin tumbuh ketika melihat siswa lebih antusias dalam pembelajaran. Aktivitas projek penguatan profil pelajar Pancasila selain dipandang sebagai pembelajaran yang bermakna juga menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Catatan etnografi dari sebuah SMP di Kabupaten Manggarai juga menunjukkan siswa lebih sering bertanya dan aktif di dalam pembelajaran. Perubahan awal ini menguatkan persepsi guru bahwa implementasi Kurikulum Merdeka memiliki implikasi positif dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Sumber: Buku Kajian Akademik Kurikulum Merdeka 2024