KurikulumMerdeka2024. Naskah Akademik Kurikulum Merdeka pada Kompetensi Intrakurikuler di Struktur Kurikulum membahas tentang Fleksibilitas Pembelajaran Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran dan Fleksibilitas Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Fleksibilitas Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Fleksibilitas pembelajaran. Untuk menguatkan kompetensi, pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan konsep atau teori yang dipelajarinya dengan lingkungan atau kehidupan sekitar mereka (Glaesser, 2018; Eggen & Kauchak, 2016).
Dengan demikian, fleksibilitas sangat penting bagi satuan pendidikan untuk dapat mengembangkan pembelajaran yang memberikan kesempatan untuk peserta didik membuat kaitan-kaitan antara konsep yang dipelajari dengan situasi setempat, sekaligus menentukan kecepatan pembelajaran setiap konsep. Fleksibilitas
a. Contoh Fleksibilitas Pembelajaran PPKN
CP yang memberikan keleluasaan untuk pembelajaran yang kontekstual ini dicontohkan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, di mana topik tentang Pemilihan Umum dapat dipelajari pada masa- masa sekitar Pemilihan Umum di Indonesia atau daerahnya.
b. Fleksibilitas Pembelajaran di Pendidikan Khusus
Fleksibilitas pembelajaran melalui penggunaan CP sebagai pengganti KD juga terlihat pada pendidikan khusus. Pada kurikulum sebelumnya, setiap kekhususan memiliki KD tersendiri sehingga pembelajaran terkesan- terkotak-kotak dan menambah berat. Salah satu contoh fleksibilitas CP adalah pada peserta didik berkebutuhan khusus dimungkinkan untuk lintas fase, hal ini berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki sehingga seorang anak mungkin saja mengalami hambatan pada satu aspek namun memiliki perkembangan yang berbanding terbalik dengan aspek yang terhambat.
Puskurjar dan Fleksibilitas Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Untuk mengetahui tingkat fleksibilitas Capaian Pembelajaran (CP), Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek bersama para pakar mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA melakukan analisis perbandingan antara KI-KD dengan elemen- elemen dalam CP terkait dengan dua hal, yaitu kesesuaian antara KI-KD dan CP dengan tahap perkembangan pembelajaran (apakah terlalu/kurang mendalam, terlalu sulit/mudah) dan fleksibilitas untuk dikembangkan sesuai dengan konteks lokal satuan pendidikan.
Analisis kuantitatif tersebut dilakukan dengan menghitung proporsi target kompetensi dari masing-masing kurikulum yang menunjukkan kesesuaian dengan tahap perkembangan dan juga aspek fleksibilitasnya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa CP lebih sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik dan lebih fleksibel daripada KI-KD. Contohnya, pada mata pelajaran Matematika elemen-elemen pada CP 50% lebih sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik dibandingkan KI-KD dan 42,31% lebih fleksibel untuk diterjemahkan satuan pendidikan.
Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, elemen-elemen pada CP 58,33% lebih sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik dan 100% lebih fleksibel.
Untuk mata pelajaran IPA, elemen-elemen pada CP 48,91% lebih sesuai dengan tahap perkembangan siswa dan 76,57% lebih fleksibel. Analisis ini menunjukkan bahwa CP memberikan fleksibilitas yang lebih besar daripada KI-KD.
Sumber: Buku Kajian Akademik Kurikulum Merdeka 2024