Dampak Implementasi Kurikulum Merdeka Terhadap Capaian Pembelajaran

KurikulumMerdeka2024. Naskah Akademik Kurikulum Merdeka pada hasil implementasi kurikulum merdeka membahas tentang Dampak Implementasi Kurikulum Merdeka Terhadap Capaian Pembelajaran.

Evaluasi Dampak Implementasi Kurikulum Merdeka Terhadap Capaian Pembelajaran

Evaluasi implementasi kurikulum merdeka menghasilkan beberapa temuan antara lain respon positif kepala sekolah dan guru, transformasi pembelajaran, dan dampak terhadap capaian pembelajaran

Pandemi Covid-19 menyebabkan kehilangan capaian pembelajaran yang signifikan. Studi World Bank memperkirakan, dampak pandemi COVID-19 mengakibatkan hilangnya capaian pembelajaran (learning loss) antara 0,9 sampai 1,2 tahun (Afkar dan Yarrow, 2021). Sementara studi yang dilakukan oleh INOVASI dan Pusat Penelitian Kebijakan (2021) selama pandemi menunjukkan bahwa peserta didik kehilangan pembelajaran dalam setahun antara 5—6 bulan pembelajaran.

Penyesuaian kurikulum selama pandemi melalui kurikulum darurat yang dilanjutkan dengan penerapan Kurikulum Merdeka menunjukkan hasil yang positif, di mana sekolah-sekolah yang menerapkan prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka dapat memulihkanpembelajaran. Hasil studi yang dilakukan oleh INOVASI menunjukkan dampak signifikan dari implementasi Kurikulum Merdeka tersebut.

Penerapan Kurikulum Merdeka mampu memacu guru untuk beradaptasi dengan kurikulum, mendorong mereka melakukan asesmen secara berkala, dan menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan serta kebutuhan peserta didik (Sukoco dkk., 2023).

Melalui penerapan prinsip Kurikulum Merdeka, seperti melakukan asesmen awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik, kemudian ditindaklanjuti dengan menyesuaikan pembelajaran, mampu peningkatan hasil belajar siswa. Hal itu terindikasi dari capaian hasil belajar yang lebih tinggi sebesar 0,31 sd (atau setara dengan 4 bulan pembelajaran) dibandingkan dengan guru yang belum melakukan praktik tersebut (Sukoco dkk., 2023). Tabel di bawah ini menggambarkan bagaimana prinsip-prinsip dalam Kurikulum Merdeka berkontribusi pada pemulihan kemampuan peserta didik.

Dampak lainnya dapat dilihat dari hasil peningkatan capaian hasil belajar literasi capaian belajar literasi dan numerasi pada Asesmen Nasional periode tahun 2021 dan 2023. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan dengan menganalisis data capaian Asesmen Nasional tahun 2021 dan tahun 2023, diketahui bahwa satuan pendidikan yang lebih dahulu melaksanakan Kurikulum Merdeka memiliki dan numerasi yang lebih baik dibandingkan dengan satuan pendidikan yang belum mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Peningkatan skor literasi (dalam skala 0-100) diperlihatkan pada satuan pendidikan baik di daerah Tertinggal maupun daerah non-tertinggal. Peningkatan skor lebih baik ditunjukkan oleh satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Berikut hasil analisis yang telah digunakan dengan membandingkan capaian literasi dan numerasi pada hasil Asesmen Nasional Tahun 2021 dan 2023.

Daerah Tertinggal merupakan daerah- daerah yang kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional (Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020, pasal 1 ayat 1). Secara umum, capaian hasil belajar di daerah tertinggal lebih rendah dibandingkan daerah non-tertinggal, sehingga terdapat gap antara daerah tertinggal dan non-tertinggal. Penggunaan kurikulum merdeka pada satuan pendidikan di daerah tertinggal mampu mengurangi gap tersebut. Hal ini ditunjukkan dari hasil asesmen nasional selama dua periode tahun yang berbeda, yaitu tahun 2021 dan 2023.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa satuan pendidikan yang lebih dahulu mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, menunjukkan peningkatan skor literasi yang lebih baik dibandingkan dengan satuan pendidikan yang masih menggunakan Kurikulum 2013. Semakin lama durasi penggunaan Kurikulum Merdeka memperlihatkan peningkatan skor Literasi yang semakin besar. Perbedaan peningkatan skor tersebut berkisar dalam rentang 2-8 poin.

Hasil serupa juga dapat dilihat pada capaian numerasi, di mana satuan pendidikan yang lebih dahulu mengimplementasikan Kurikulum Merdeka memiliki capaian skor numerasi dan peningkatan skor yang lebih tinggi dibandingkan satuan pendidikan yang belum mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Satuan PSP yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (prototipe) sejak 2021 dan satuan pendidikan pelaksana IKM Mandiri memiliki skor numerasi yang lebih baik. Perbedaan kenaikan skor numerasi pada AN 2021 hingga AN 2023 untuk jenjang SD antara 2-4 poin (Gambar 5.7).

Pada jenjang lainnya, didapatkan pola yang serupa, di mana satuan pendidikan yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka menunjukkan peningkatan skor literasi dan numerasi yang lebih baik dibandingkan yang belum. Pada jenjang SMP sederajat (mencakup kesetaraan, SLB, dan sekolah keagamaan) juga ditemukan bahwa satuan pendidikan yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka menunjukkan peningkatan skor literasi dan numerasi yang lebih baik dibandingkan yang masih menerapkan Kurikulum 2013.

Kemajuan pembelajaran di daerah non- tertinggal juga lebih terlihat pada satuan pendidikan yang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, di mana semakin lama menerapkan Kurikulum Merdeka, maka akan terlihat peningkatan pembelajaran yang semakin baik. Berikut adalah hasil analisis data asesmen nasional tahun 2021 dan 2023 pada satuan pendidikan jenjang sekolah dasar/ sederajat (mencakup sekolah keagamaan, kesetaraan, dan pendidikan khusus).

Satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka menunjukkan peningkatan skor literasi yang lebih tinggi dibandingkan yang belum. Semakin lama durasi penerapan Kurikulum Merdeka memperlihatkan peningkatan skor literasi yang semakin baik. Perbedaan peningkatan skor antara satuan pendidikan yang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan yang belum berkisar antara 1-4 poin (dalam skala 0-100).

Hasil serupa juga terlihat dalam capaian belajar numerasi. Satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka menunjukkan peningkatan skor numerasi yang lebih tinggi dibandingkan satuan pendidikan yang belum mengimplementasikannya. Perbedaan peningkatan skor numerasi berkisar antara 1-3 poin (dalam skala 0-100).

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Kurikulum Merdeka yang lebih sederhana dan berfokus pada kompetensi yang esensial mampu meningkatkan kemampuan dasar peserta didik terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasinya.


Sumber: Buku Kajian Akademik Kurikulum Merdeka 2024

Loading